Archive for Oktober, 2009


PERKEMBANGAN EMBRIO IKAN

 

KEHAMILAN (IMPREGNASI) DARI PEMBUAHAN

Perkembangan embrio diawali saat proses impregnasi, dimana sel telur (ovum) dimasuki sel jantan (spermatozoa). Proses pembuahan pada ikan bersifat monospermik, yakni hanya satu spermatozoa yang akan melewati mikropil dan membuahi sel telur. Pada pembuahan ini terjadi pencampuran inti sel telur dengan inti sel jantan. Kedua macam inti sel ini masing-masing mengandung gen (pembawa sifat keturunan) sebanyak satu set (haploid). Sel telur dan sel jantan yang berada dalam cairan fisiologis masing-masing dalam tubuh induk betina dan jantan masih bersifat non aktif. Ada beberapa hal yang mendukung berlangsungnya pembuahan dengan baik. Pada saat sel telur dan spermatozoa dikeluarkan ke dalam air mereka menjadi aktif. Spermatozoa yang tadinya non aktif bergerak (motil) dengan menggunakan ekornya yang berupa cambuk. Berjuta-juta spermatozoa dikeluarkan pada saat pemijahan dan menempel pada sel telur, tetapi hanya satu yang dapat melewati mikropili satu-satunya lubang masuk spermatozoa pada sel telur. Kepala spermatozoa, dimana terdapat inti, menerobos mikropil dan bersatu dengan inti sel telur sedangkan ekornya tertinggal pada saluran mikropil tersebut, dan berfungsi sebagai sumbat untuk mencegah sel-sel jantan yang lain ikut masuk.

Masuknya spermatozoa lewat mikropil harus berlangsung dengan cepat sekali supaya persatuan kedua inti sel kelamin tersebut dapat terjadi, karena inti sel telur akan bergerak dan daya gerak sperma itu sendiri sangat terbatas 1 – 2 menit saja. Spermatozoa lainnya yang bertumpuk pada saluran mikropil, ada yang mengatakan akan dilebur dijadikan makanan sel telur yang telah dibuahi atau zigot. Tetapi ada pula yang mengatakan dibuang, didorong keluar oleh reaksi korteks.

Demikian juga halnya dengan spermatozoa yang menempel pada permukaan karion harus dibuang karena akan mengganggu proses pernapasan (metabolisme) zigot yang sedang berkembang. Cara pembuangan atau pelepasan spermatozoa itupun dengan reaksi korteks.

Pencampuran inti sel telur dan spermatozoa terjadi dalam sitoplasma telur. Persatuan kedua inti (pronuklei) dari sel betina dan sel jantan bersatu dalam proses yang disebut amfimiksis. 

PEMBELAHAN SEL ZIGOT (CLEAVAGE)

Pembelahan sel zigot pada ikan umumnya adalah tipe meroblastik (parsial) walaupun ada juga holoblastik (total). Pada tipe meroblastik yang membelah hanya inti sel dan sitoplasmanya saja, sedang pada holoblastik kuning telur pun turut membelah diri. Kedua tipe pembelahan sel tersebut ditentukan oleh banyaknya kuning telur dan penyebarannya.

Banyaknya dan penyebaran kuning telur dalam telur ikan tidak sama tergantung kepada jenis ikannya. Telur isolesital (alesital, oligolesital) adalah telur yang mengandung kuning telurnya sedikit dan tersebar di seluruh sel telur. Sedangkan pada telur telolesital jumlah kuning telurnya relatif banyak dan berkumpul pada kutub vegetatif sedangkan pada kutub anima hanya terdapat inti sitoplasma. Telur telolesital ini terdiri dari 2 macam, politelosital dan sentrolesital.

Dari hasil pembelahan sel telolesital ini akan terbentuk 2 kelompok sel. Yang pertama adalah kelompok sel-sel utama (blastoderm) yang akan membentuk tubuh embrio disebut sel-sel formatik atau gumpalan sel-sel dalam (inner mass cells). Yang kedua adalah kelompok sel-sel pelengkap (trophoblast, periblast, auxiliary cells) yang berfungsi sebagai selaput pelindung dan jembatan penghubung antara embrio dengan induk atau lingkungan luar.

Pada ikan, reptil dan burung kelompok sel-sel utama ini disebut juga cakram kecambah (germinal disc) yang terdiri dari jaringan embrio (blastodisc) yang akan menjadi tubuh embrio dan jaringan periblast yang berfungsi sebagai penyalur makanan yang berasal dari kuning telur.

BLASTULASI

Proses pembentukan blastula disebut blastulasi dimana kelompok sel-sel anak hasil pembelahan berbentuk benda yang relatif bulat ditengahnya terdapat rongga yang kosong disebut suloblastula (coeloblastula) sedangkan yang berongga massif disebut steroblastula. Suloblastula terdapat pada Amphioxus dan kodok, steroblastula terdapat pada ikan dan amphibi yang tidak berkaki (gymmophonia).

Pada blastula ini sudah terdapat daerah yang akan berdiferensiasi membentuk organ-organ tertentu (presumtife organ forming) seperti sel-sel saluran pencernaan, notochorda, saraf dan epidermis, ectoderm, mesoderm, dan entoderm.

Bentuk dan fungsi berbagai bagian blastula terjadi melalui diferensiasi yakni sebuah atau sekelompok sel mengalami perubahan bentuk atau fungsi. Ada 3 macam diferensiasi yakni kimiawi, bentuk dan faali (fungsi). Diferensiasi kimiawi merupakan langkah awal untuk diferensiasi-diferensiasi berikutnya dan sifatnya menentukan atau membatasi kegiatan sel kearah fungsi tertentu. 

GASTRULASI

Gastrulasi adalah proses pembentukan 3 daun kecambah yakni ectoderm, mesoderm dan entoderm. Gastrulasi ini erat hubungannya dengan pembentukan system syaraf (neurolasi) sehingga merupakan periode kritis. Pada proses ini terjadi perpindahan daerah ectoderm, mesoderm, entoderm dan notokorda menuju tempat definitif.

Ektoderm adalah lapisan terluar dari gastrula, disebut juga ektoblast atau epiblast, entoderm adalah lapisan sel-sel terdalam pada gastrula, sedangkan mesoderm atau mesoblast adalah lapisan sel lembaga yang terletak ditengah antara ectoderm dan entoderm.

Gastrulasi pada ikan teleost akan berakhir pada saat massa kuning telur telah terbungkus seluruhnya. Selama proses ini beberapa jaringan mesoderm yang berada sepanjang kedua sisi notokorda disusun menjadi segmen-segmen yang disebut somit.

Akibat adanya gastrulasi maka perkembangan embrio berlangsung terus sampai terbentuk bentuk badan hewan bertulang punggung yang primitif.

ORGANOGENESIS

Organogenesis, yakni proses pembentukan alat-alat tubuh makhluk yang sedang berkembang. System organ-organ tubuh berasal dari 3 buah daun kecambah, yakni ectoderm, entoderm dan mesoderm. Dari ectoderm akan terbentuk organ-organ susunan (system) syaraf dan epidermis kulit. Dari entoderm akan terbentuk saluran pencernaan beserta kelenjar-kelenjar pencernaan dan alat pernapasan. Sedangkan dari mesoderm akan muncul rangka, otot, alat-alat peredaran darah, alat ekskresi, alat-alat reproduksi dan korium kulit.

Dari mesoderm intermediate dihasilkan ginjal, gonad dan saluran-salurannya. Mesoderm lateral menjadi lapisan-lapisan dalam dan luar yang membungkus ruang coelom. Pelapis ruang pericardium, peritoneum, jantung, saluran-saluran darah, tubuh dan lapisan-lapisan usus semua berasal dari endoderm (entoderm), sedangkan alat ekskresi melalui pembentukan nephrostom. Mesenchym di kepala membantu pembentukan lapisan-lapisan luar mata, rangka kepala, otot kepala dan lapisan dentin pada gigi.

Beberapa faktor mempengaruhi seluruh proses perkembangan menyebabkan keberhasilan atau kegagalan. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi kecepatan perkembangan dan menentukan bentuk dan susunannya. Diantara faktor-faktor tersebut adalah suhu perairan. Suhu mempengaruhi kecepatan seluruh proses perkembangan atau fraksi-fraksi perkembangan. Kecepatan dapat dinyatakan sebagai kebalikan periode perkembangan dalam hari. Makin besar fraksi tersebut makin cepat perkembangannya. Sebagai contoh jika ikan mempunyai periode perkembangan selama 88 hari maka kecepatannya adalah 1/88.

Periode perkembangan dan periode penetasan umumnya lebih pendek pada suhu yang lebih tinggi. Beberapa jenis ikan berkembang dialam di bawah suhu yang tidak optimal seperti yang dilakukan di laboratorium. Suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan merintangi perkembangan. Suhu yang ekstrim atau yang berubah secara mendadak akan menyebabkan kematian.

Gas-gas yang terlarut dalam air juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan emberio, terutama bagi telur-telur ikan ovipar. Kelarutan oksigen yang optimum atau yang tak dapat ditoleransi bervariasi tergantung kepada jenis ikan, umumnya 4 – 12 ppm dapat diterima oleh ikan-ikan. Ikan-ikan yang biasa memijah di air mengalir dan dingin memerlukan oksigen terlarut lebih tinggi dari pada ikan-ikan yang biasa di air tergenang (stagnan) berarus lambat.

Tekanan oksigen dapat mempengaruhi jumlah elemen-elemen meristik. Pada ikan Salmo truta, tekanan yang berkurang pada saat perkembangan embrio akan menyebabkan bertambahnya jumlah tulang punggung. 

Sekurang-kurangnya 2 jenis gas yang bersifat racun bagi ikan dan embrionya, yakni CO2 dan amonia. Makin tinggi konsentrasi kedua gas tersebut dalam air makin berbahaya bagi ikan dan embrionya.

Salinitas tinggi dapat merusak telur ikan air tawar sebaliknya bagi ikan-ikan air laut, begitu juga untuk telurnya. Apabila telur ikan air tawar disimpan dalam salinitas yang tak ditoleransinya telur tersebut akan mengkerut karena air ditarik keluar, akhirnya mati. Sedangkan telur ikan laut bila disimpan dalam air tawar akan menarik air kedalamnya (imbibisi) dan akhirnya telur tersebut akan pecah. Salinitas mempunyai pengaruh selektif terhadap perkembangan beberapa organ.

Pengaruh endokrin (hormon) pada perkembangan embrio telah dikenal, seperti hormon kelenjar hipofisa dan tiroid yang berperan pada metamorfosa.

Jumlah kuning telur ada hubungannya dengan kecepatan perkembangan embrio. Biasanya jenis telur ikan yang mempunyai kuning telur yang banyak perkembangannya lambat. Misal sebagai contoh telur-telur ikan tropis dengan jumlah kuning telur yang relatif sedikit lebih cepat berkembang daripada telur ikan dari daerah 4 musim yang biasa berpijah pada suhu yang lebih rendah.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN AIR

PENENTUAN NILAI HEMATOKRIT

PADA IKAN MAS ( Cyprinus carpio )

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan laporan praktikum ini.

Laporan praktikum ini merupakan implementasi dari materi mata kuliah Fisiologi Hewan Air dengan judul “Penentuan nilai hematokrit pada Ikan Mas ( Cyprinus carpio ) pada hari Kamis, 13 November 2008 bertempat di Laboratorium FHA.

Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen pembimbing atas bimbingan baik teori maupun praktek dalam penyelesaian laporan praktikum ini.

Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran, kritik dan masukan yang membangun demi kesempurnaan laporan praktikum ini.

Akhir kata, kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan teman-teman perikanan pada khususnya.

Jatinangor, 18 November 2008

Penulis

 

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Darah adalah suatu fluida (yang dinamakan plasma) tempat beberapa bahan terlarut dan tempat eritrosit, leukosit dan beberapa bahan lain yang tersuspensi. Sistem peredaran darah terdiri dari jantung(yang merupakan pusat pemompaan darah), arteri (pembuluh darah dari jantung), kapiler (yang menghubungkan arteri dengan vena) dan vena (pembuluh darah yang menuju jantung). Sistem peredaran darah pada ikan disebut sistem peredaran darah tunggal. Yang dimaksud dengan peredaran darah tunggal adalah dimana darah hanya satu kali saja melewati jantung. Darah yang terkumpul dari seluruh tubuh masuk ke atrium. Pada saat relaksasi, darah mengalir pada sebuah katup kedalam ventrikel yang berdinding tebal. Kontraksi dari ventrikel ini sangat kuat sehingga menyebabkan darah keluar menuju jaringan kapiler insang lalu dari insang darah mengalir ke jaringan kapiler lain dalam tubuh. Pertukaran zat-zat pun terjadi pada saat pengaliran darah ini.

Darah berfungsi mengedarkan suplai makanan kepada sel-sel tubuh, membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke organ yang memerlukan. Pertukaran oksigen terjadi dari air dengan karbondioksida terjadi pada bagian semipermeable yaitu pembuluh darah yang terdapat di daerah insang. Selain itu, di daerah insang terjadi pengeluaran kotoran yang bernitrogen.

Melalui sel darah, suatu organisme dapat pula diketahui sampai mana organisme tersebut mengalami pencemaran, baik itu dari media hidupnya dimana kualitas air tidak memenuhi syarat. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat kita lihat dari presentase hematokrit yang terkandung dalam darah.

  1. Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui nilai hematokrit pada ikan mas. Sehingga kami dapat menghitung dan menjadikannya suatu laporan nyata dari hasil praktikum.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

  1. Komposisi dan Fungsi darah

Darah mempunyai suatu komposisi yang terdiri dari dua komponen utama yaitu sel dan plasma. Sel terdiri atas sel-sel diskret yang memiliki bentuk khusus dan fungsi berbeda, sedangkan komponen dari plasma selain fibrinogen, juga terdapat ion-ion anorganik dan komponen organik untuk fungsi metabolik. Fungsi dari kedua komponen tersebut kadang-kadang terpisah, kadang-kadang bergabung. Contohnya penggumpalan darah dan produksi antibodi. Bahan-bahan untuk menggumpalkan darah berasal dari plasma adalah fibrinogen sedangkan dari sel darah putih adalah trombosit. yang mengandung bahan penyusun, diantaranya :

  1. Sel-sel (butir) darah

Sel darah merah merupakan bagian darah yang mempunyai bentuk.

Ada 3 macam sel darah :

–          Sel darah merah (Eritrosit)

Ikan sebagaimana vertebrata lain, memiliki sel darah merah (eritrosit) berinti dan berwarna merah kekuningan dengan bentuk dan ukuran bervariasi antara satu species dengan lainnya.

Eritrosit dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron tergantung pada spesies ikannya. Jumlah eritrosit pada masing-masing species juga berbeda, tergantung aktivitas ikan tersebut. Pada ikan yang memiliki aktivitas tinggi seperti ikan predator blue marlin ( Makaria nigricans ) memiliki hematokrit 43% dan mackerel 52,5%, sedangkan pada ikan nototheniid ( Pagothenia bermachii ) hanya 21%. Tiap-tiap mm darah berkisar antara 20000 s.d. 3000000. Pengangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada jumlah hemoglobin (pigmen pernapasan) yang terdapat dalam eritrosit.

Sel darah putih(Leukosit)

Sel darah putih (leukosit) memiliki jumlah antara 20000 s.d. 150000 tiap mm3 darah. Leukosit dapat dibedakan menjadi dua yaitu granulosit (leukosit yang bergranula) dan agranulosit (leukosit yang tidak bergranula). Berdasarkan penyerapan warna, granulosit terdiri dari neutrophil, acidophil (eosinophil) dan basophil. Agranulosit yang merupakan komponen terbesar leukosit terdiri dari limposit, monosit dan trombosit.

Keping Darah (trombosit)

Trombosit berperan penting dalam pembekuan darah. Berfungsi mencegah kehilangancairan tubuhpada kerusakan-kerusakan di permukaan tubuh.

  1. Plasma Darah

Merupakan cairan darah yang umumnya terdiri dari :

  • Air mencakup 91-92%
  • Protein, sekitar 8-9% yang terdiri dari serum albumin, serum globulin dan fibrinogen.
  • Garam anorganik dalam bentuk ion sekitar 0,9% seperti

Anion   : Cl-, Co3 2-, Hco3-, SO4 2-, PO4-, I-

Kation  : Na+, K+. Ca2+, Mg2+, Fe3+

  • Substansi organik bukan protein, terdiri dari : Non protein Nitrogen, misalnya lipid, karbohidrat, glukosa, garam amonium, urea, asam urat, dll.
  • Gas terlarut dalam plasma.
  • Berbagai substansi lain seperti hormon, enzim dan anti toksin. Sel darah ikan memiliki inti yang menonjol dengan jumlah ± 2juta mm3 dan memiliki ukuran yang cukup konsistenyaitu umumnya sekitar 12 x 3 mikron dan memiliki sitoplasma yang kecil.

Menurut strukturnya, sel darah terdiri dari :

  • Membran sel yang merupakan dinding sel.
  • Bahan yang menyerupai spong yang disebut stroma.
  • Hemoglobin yang menempati ruang kosong pada stroma.

Menurut analisi kimia, sel darah merah terdiri dari dua macam senyawa yaitu protein dan lipid. Bentuk sel darah merah berubah ketika memasuki kapiler. Sel darah merah kaya akan macam-macam senyawa-senyawa seperti glukosa, enzim, garam-garam organik, dan garam-garam anorganik.

Darah memiliki fungsi utama yaitu menjaga keseimbangan pH tubuh. Fungsi utama sistem sirkulasi darah adalah sebagai media transport zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh juga untuk transport panas dari dan ke jaringan tubuh dan untuk mempertahankan diri dari serangan penyakit.

  1. Sirkulasi Darah

Variable dasar dalam sirkulasi darah

  1. Tekanan darah

–          Systoke (kontraksi), ventrikel menghasilkan tekanan dan aliran denyut yang berulang-ulang selama kontraksi.

–          Diastroke (relaksasi), periode relaksasi dan pengisian kembali sinus-venosis dan atrium.

  1. Aliran darah
  2. Frekuensi Cor (heart rate) : jumlah denyut per menit.
  3. Stroke volume : jumlah darah yang dipompa keluar dari ventrikel  per denyut.
  4. Volume total darah (volume cor), yang tidak tetap, tergantung :

–          Respon pengembalian vena

–          Sistem syraf simpatik

–          Adrenalin

–          Asetilkolin

Volume darah dipengaruhi :

  1. Evolusi yang terus-menerus, misalnya ikan primitif mempunyai volume darah lebih sedikit dari ikan sekarang.
  2. Ikan yang lebih aktif mempunyai volume darah lebih banyak daripada ikan non-aktif (sedentary).

Fungsi sirkulasi yang paling pnting selama aktifitas adalah pengangkutan oksigen, karena meningkatnya aktifitas otot tanpa diimbangi dengan meningkatnya ketersediaan oksigen sehingga menghabiskan sistem energi anaerobik dan akhirnya menjadi lelah (fatique).

Ikan yang mempunyai jumlah otot merah (anaerobik) banyak, biasanya lebih aktif dan mempunyai curah cor yang lebih banyak.

Dasar dari respons sistem sirkulasi terhadap meningkatnya kecepatan aktifitas adalah :

–          Meningkatnya curah cor.

–          Terdapat jumlah peningkatan dan mekanisme yang digunakan, bervariasi dengan cara hidup ikan dan spesies ikan.

  1. Hematokrit

Hematokrit menunjukkan persen sel darah merah dari sejumlah darah. Bila dikatakan hematokrit 40 (40%) berarti darah terdiri dari 40% sel darah merah dan 60% plasma dan sel darah putih. Nilai normal hematokrit tergantung pada jenis kelamin.

Ada 3 metode untuk menentukan nilai hematokrit, yaitu :

  1. Darah dimasukkan ke dalam tabung Winsrobe yang mempunyai skala, kemudian diputar dengan kecepatan 3000 putaran per menit selama setengah jam (sebelum dimasukkan ke dalam tabung darah diberi antikoagulan terlebih dahulu.
  2. Mikrohematokrit, pada metode ini digunakan tabung kapiler khusus, alat pemutar dan papan skala untuk menentukan % volume sel darah merah. Kecepatan pemutaran adalah 11000rpm selama 4 menit.
  3. Hematokrit dapat dilakukan secara elektronik. Pada metode ini menggunakan alat darah yang mampu meneruskan aliran, sedangkan sel darah merah bersifat menghambat aliran listrik darah yang telah dicampurdengan antikoagulan dihisap pada tabung khusus dan diselipkan pada alat baca. Dengan hanya menekan tombol, nilai hematokrit dapat dibaca pada galvanometer.

BAB III

ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR

  1. Alat dan Bahan
  • Alat :

–          Centrifuge hematokrit

–          Disecting kit

–          Penjepit arteri gunting bergerigi

–          Pipa kapiler heparinez

–          Jarum besar / jarum

–          Timbangan

–          Wax

–          Hematokrit Reading Chart

  • Bahan :

–          Ikan Mas

  1. Prosedur

Langkah-langkah kerja :

Ikan mas

  1. Menimbang berat ikan Mas yang akan digunakan dalam praktikum.
  2. Membuat ikan tidak sadar dengan merusak otak bagian depan menggunakan disecting kit dengan cara menusuk lewat tengah hidung bagian kepala atas secara horizontal.
  3. Membedah tubuh ikan disekitar operculum sampai terlihat jantungnya.
  4. Menjepit Aorta ventralis dengan penjepit arteri, biarkan selama 2-3 menit hingga berwarna merah karena sinus venasus telah terisi darah.
  5. Melepaskan penjepit arteri, lalu menampung darah yang keluar dari sinus venasus dengan pipa kapiler sampai ¾ pipa terisi, usahakan jangan sampai ada gelembung gas pada pipa kapiler.
  6. Homogenkan darah dengan cara menggoyangkan pipa kapiler ke kiri dan ke kanan secara horizontal sambil diputar-putar.
  7. Menutup salah satu bagian pipa kapiler dengan malam.
  8. Memasukkan kedalam centrifuge dengan seimbang sekitar 4-5 menit.
  9. Menyesuaikan dengan hematokrit reading chart.
  10. Mencatat hasil pengamatan.

BAB IV

HASIL DAN PENGAMATA

  1. Hasil Pengamatan

Untuk mengetahui nilai hematokrit dalam percobaan ini digunakan dengan menggunkan Sentrifugasi Hematokrit, yang kemudian hasil dari sentrifugasi tersebut dibandingkan dengan nilai pada Hematokrit Reading Chart. Tabel

Pengamatan nilai hematokrit pada ikan mas.

LABORATORIUM BOBOT

( gram )

HEMATOKRIT

( %)

Lab. Kering 100 52
Lab. Fisiologi hewan air   52
Lab. Biologi Perairan   52
  1. Pembahasan

Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil, yaitu persentase hematokrit yang menunjukan nilai persentase sel darah merah. Pada percobaan kelompok Lab.Kering yang menggunakan ikan mas dengan berat ……….. gram, dilakukan pada 2 buah pipa kapiler, didapatkan rata-rata nilai hematokritnya 52% . Hal ini berarti darahnya terdiri dari 52% sel darah merah dan 48% terdiri dari plasma. Pada percobaan yang dilakukan terhadap sel darah dari ikan Mas, didapatkan hasil sebagai berikut :

  • Laju metabolisme mempengaruhi nilai hematokrit dari suatu individu dengan cara hidup ikan, jenis kelamin ikan dan spesies ikan;
  • Darah pada pipa kapiler belum homogen;
  • Keterbatasan dari sentrifugasi dengan menggunakan Sentrifugasi Mikro Hematokrit, baik itu karena kesalahan manusia ataupun karena keterbatasan alat;
  • Tidak sempurnanya penutupan ujung pipa kapiler dengan malam/wax sehingga terjadi hilangnya dari pipa kapiler setelah dilakukan sentrifugasi.

BAB V

KESIMPULAN

  1. Darah terdiri dari dua kelompok besar yaitu sel darah dan plasma darah;
  2. Secara umum sistem peredaran darah pada semua vertebrata adalah sama, meskipun perbedaan-perbedaan mendetail tetap ada di antara setiap kelompok hewan. Hal tersebut tergantung anatomi, fisiologi, dan kondisi lingkungan.
  3. Untuk mengetahui jumlah sel darah merah dalam darah dapat dilihat dari nilai hematokritnya;
  4. Nilai hematokrit ini berhubungan dengan laju metabolisme, cara hidup ikan, jenis kelamin ikan dan spesies ikan tersebut;
  5. Semakin tinggi nilai hematokrit semakin tinggi pula jumlah sel darah merahnya;
  6. Ada korelasi yang kuat antara hematokrit dan jumlah hemoglobin darah, semakin rendah jumlah sel-sel darah merah maka semakin rendah pula kandungan hemolobin darah. Lap Hematokri1t

“HEMOGLOBIN”

 Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel darah merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, Penamaan dari  hemoglobin adalah penggabungan dari heme dan globin, merefleksikan fakta bahwa setiap sub-unit dari hemoglobin adalah satu protein berbentuk bulat dengan satu tempelan kelompok heme (atau haem); setiap heme kelompok berisi satu atom besi, dan hal ini bertanggungjawab untuk bungkus oksigen. Hemoglobin (kependekan: Hb) merupakan molekul protin di dalam sel darah merah yang bergabung dengan oksigen dan karbon dioksida untuk diangkut melalui sistem peredaran darah ke tisu-tisu dalam badan. ion besi dalam bentuk Fe+2 dalam hemoglobin memberikan warna merah pada darah. Dalam keadaan normal 100 ml darah mengandungi 15 gram hemoglobin yang mampu mengangkut 0.03 gram oksigen. 

Fungsi hemoglobin

Hemoglobin  berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye). Hemoglobin adalah suatu zat yang memberikan warna merah sel darah merah. Hemoglobin terdiri dari 4 molekul zat besi (heme), 2 molekul rantai globin alpha dan 2 molekul rantai globin beta. Rantai globin alpha dan beta adalah protein yang produksinya disandi oleh gen globin alpha dan beta.

Struktur Molekul Heme

Molekul hemoglobin manusia terbina daripada empat subunit protein berbentuk globul (iaitu hampir berbentuk sfera). Oleh sebab satu subunit dapat membawa satu molekul oksigen, maka secara efektifnya setiap molekul hemoglobin dapat membawa empat molekul oksigen. Setiap subunit pula terdiri daripada satu rantai polipeptida yang mengikat kuat sebuah molekul lain, dipanggil heme.

Struktur heme adalah lebih kurang sama dengan klorofil. Ia terdiri daripada satu molekul bukan protein berbentuk cincin yang dinamai porphyrin, dan satu atom besi (Fe) yang terletak di tengah-tengah molekul porphyrin tadi. Di sinilah oksigen akan diikat semasa darah melalui peparu.


Kurva disosiasi Oksigen-HemoglobinHEMOGLOBIN2

Kurva disosiasi oksigen-hemoglobin(oxyhemoglobin) yang memperlihatkan peningkatan progresif persentase hemoglobin yang terikat dengan oksigen ketika PO2 meningkat yang disbut persentase kejenuhan hemoglobin(Saturasi oksigen). Karena darah arteri biasanya mempunyai PO2 kira-kira 95 mmHg, dari kurva disosiasi terlihat bahwa kejenuhan darah arteri dengan oksigen kira-kira 97%. Sebaliknya pada keadaan normal PO2 darah vena yang kembali dari jaringan kira-kira 40 mmHg kejenuhan hemoglobinnya kira-kira 75%.

 

Efek Root

efek Root didefinisikan sebagai penurunan kadar oksigen dalam darah, pada level O2 atmosfer, pada saat pH darah menurun. Root efek hanya ditemukan di ikan teleost [dengan pengecualian Amia calva] dan level Hb, efek root dipikirkan secara berlebih sebagai efek Bohr. Dasar lengkap tentang efek Root yang tersisa masih belum terpecahkan. Secara pisiologi, Efek root implikasi yang sangat berbeda untuk transportasi gas dibandingkan efek Bohr. Efek Root dikarenakan angka kecepatan O2 dari Hb ke mata dan sirip. Dengan demikian, karakteristik Hb dan bentuk sistem laju dalam ikan teleost membentuk perkalian O2 yang tidak ada bandingnya di kerajaan bintang dan mampu membagkitkan tekanan darah hampir 20 kali yang ditemukan dalam arteri darah.

Ini adalah penelitian dari 56 generasi ikan amazon, yang pertama diindinkasikan bahwa efek root ialah korelasi yang terbaik dengan presentase dari koroid dibandingkan dengan sirip. Efek Root efek terbesar diobservasi dengan spesies ini dengan kedua retia. Tidak nyata hubungan antara presentase Root efek dan jumlah Hb, level aktifitas, toleransi hypoxia, level presentase habitat tropikal, Pada umumnya, efek Root tidak ada atau sangat kecil pada Gymotodea dan Siliroidea, sama pada ikan penghirup udara. Efek Root telah didemostrasikan sekurang-kurang pada 2 ikan penghirup udara. A Gigas dan H. Unitaenatus. Karena Ikan penghirup udara ini tipikalnya mempunyai lebih tinggi darah PCO2 dan pH rendah dibandingkan Penghirup air, ini telah diusulkan pada wal tahun 1931 bahwa ikan penghirup udara akan memiliki Hb relatif tidak sensitif dibandingkan pHnya. Dengan demikian tidak diharapkan untuk memiliki efek Root. Unruk kebanyak bagian, pada kasus ini. Untuk Gigas dan  H. Unitaenaitus, presentase efek Root telah dikomfirmasi dalam hemolizates pada pH = 5,5. Pada penelitian lainnya. Nyata bahwa efek Root pada hemolyzates dari Gigas tidak diteliti sebelum pH menurun dibawah 6,2 tidak seperti terjadi pada Vivo dimana sel darah merah beristirahat pada pH 7,22 ± 0,02. Dengan demikian tidak heran bahwa ikan penghirup udara memiliki efek Root. Disajikan tidak diperbaikan O2 pada insang atau ABO pada di vivo. Seharusnya ditandai bahwa presentase efek Root pada ikan penghirup udara ini yang telah dikonfirmasi pada tidak adanya organik pospat yang merawat pontensial terhadap efek Root dan pengningkatan pH.

 

Efek Bohr

Efek Bohr ialah pengaruh Karbon dioksida terhadap kurva oksigen terlarut dari darah. Pergeseran kurva ke sebelah kanan berarti suatu pengurangan dalam afinitas dari hemoglobin untuk oksigen.

Efek Bohr ialah sifat dari hemoglobin yang pertama kali digambarkan oleh psikologis Denmark Christian Bohr pada 1904, yang menyatakan bahwa dalam persentasi karbon dioksida, keafinitasan oksigen untuk pigmen respirasi disosiasi, yaitu hemoglobin; karena efek bohr, peningkatan level karbon dioksida dalam darah atau penunrunan pH menyebabkan hemoglobin bergabung dengan oksigen dengan afinitas lemah.

Efek fasilitas transport oksigen seperti hemoglobin membungkus oksigen di dalam paru-paru, tetapi kemudian melepaskan ke jaringan-jaringan yang paling membutuhkan oksigen. Ketika jaringan tersebut metabolismnya meningkatan. Produksi karbon dioksidanyapun meningkat. Karbon dioksida dengan cepat dijadikan molekul bikarbonat dan proton asam oleh enzim karbonik anhydrase

 

CO2+ H2O Gagal bereaksi

H+ + HCO3−

Hal ini menyebabkan pH jaringan menurun dan juga meningkatkan oksigen terlarut dari hemoglobin, memperbolehkan jaringan tersebut memperoleh oksigen yang cukup sesuai kebutuhannya.

Kurva disosiasi bergeser ke kanan ketika karbon dioksida atau konsentrasi ion hydrogen meningkat. Membuat masuk akal karena peningkatan konsentrasi karon dioksida dan pembuatan asam laktat terjadi ketika otot memperlukan lebih banyak oksigen. Merubah keafinitasan oksigen hemoglobin ialah tubuh yang cepat beradaptasi dengan masalah ini.

 

 

 

Parimanta FPIK UNPAD

Pada awalnya kegiatan yang berkecimpung dengan alam terbuka di Perikanan yang saat itu masih menjadi salah satu jurusan di Fakultas Pertanian sudah ada, dengan diadakannya kegiatan susur sungai, susur pantai oleh beberapa mahasiswa sejak tahun 1999. Namun kegiatan ini hanya sekedar penyaluran hobi para mahasiswa untuk mengetahui tentang alam terbuka, khususnya yang berkaitan dengan Perikanan sehingga tidak ada tindak lanjut untuk membentuk suatu wadah legal di tingkat jurusan.
Hingga memasuki medio tahun 2007, Sudianto yang merupakan mahasiswa perikanan angkatan 2004 membuat suatu gagasan sendiri untuk mengadakan perjalanan alam bebas ke dua kalinya ,yang diberi nama FEMOUS (From Mountain To Ocean) namun keinginan beliau tidak terakomodir secara keseluruhan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dengan berlandaskan niat luhur itu, munculah beberapa orang yang memiliki visi yang sama yaitu, Gita Ilham (Perikanan 2004),Perdana Putra Kelana, Yuyu Diana, Riono Ramdani, Ritzki Aria Tedja,Agung Wijayanto, Muhamad Reza Garnida, Jatnika, Fauzan, Hilman, Haris Maulana Bayu (Perikanan 2006) Windi Meuraxa, Sandy (Perikanan 2007) dan Yogi Prayoga (Kelautan 2007) untuk membentuk organisasi mahasiswa pencinta alam Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, dari diskusi tersebut ditetapkanlah nama “Parimanta” pada tanggal 9 Januari 2008 yang diusulkan oleh Aria dengan akronim “Perhimpunan anak rimba Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan”. Pengesahan nama dan tanggal berdirinya Organisasi ini bertempat di Gedung perkuliahan Program Terpadu Basic Science (PTBS) Universitas Padjadjaran, Jatinangor sekaligus terpilihnya Perdana Putra Kelana secara aklamasi sebagai Ketua Dewan Pengurus pertama di Parimanta .
Parimanta adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Penelusur Rawa, Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung yang berdiri pada tanggal 9 Januari 2008 dan bernaung di bawah pengawasan Pembantu Dekan III bidang Kemahasiswaan. Parimanta berpedoman pada kode etik dan juga hakekat pencinta alam Indonesia, berazaskan pancasila, berdasarkan UUD 1945 dan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Parimanta bertujuan untuk menampung, menyalurkan rasa kecintaan terhadap alam, mendidik mahasiswa perikanan dan ilmu kelautan menjadi seorang yang profesional, memiliki rasa kekeluargaan yang erat, berkepribadian mandiri yang selaras dengan alam, memiliki mental dan fisik yang kuat, yang berorientasi kearah perbaikan alam serta menuju terciptanya SDM bangsa Indonesia yang berkualitas.
Kegiatan Parimanta mencangkup hal yang bergelut dengan alam bebas secara fisik maupun sosial dalam bidang penelitian ilmiah, pengabdian masyarakat, keprofesian, lingkungan hidup, SAR dan ORAD (Olah Raga Arus Deras).

STRUKTUR ORGANISASI

Dewan Pengurus Parimanta Periode 2009 – 2010

Ketua DP: Riono Ramdani
Wk. Ketua DP: Yogi Prayoga
Sekretaris: M. Reza Garnida
Bendahara: Windi M.
Divisi Gunung Hutan: Perdana Putra Kelana
Divisi Rawa Laut: Ritzky Aria Tedja
Divisi Ekspedisi: Agung Wijayanto
Divisi Informasi dan Komunikasi: Yuyu Diana

Dewan Pengurus Parimanta periode 2009-2010 memiliki beberapa divisi, yaitu :

Divisi Gunung Hutan
Setiap anggota Parimanta wajib mempunyai kemampuan dasar dalam hal hutan dan gunung, oleh karena itu tugas Divisi Gunung Hutan selain mengadakan perjalanan juga memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai keahlian yang berhubungan dengan kegiatan lapangan, khususnya penjelajahan hutan dan gunung. Tujuan divisi ini adalah untuk memperluas wawasan dan menambah pengetahuan serta keterampilan untuk hidup di alam bebas, serta sebagai sarana bagi para anggota untuk melatih diri, menyalurkan hobi, dan bentuk kecintaan terhadap alam. Dalam divisi ini, kita diajarkan tentang navigasi (termasuk didalamnya peta, kompas), ESAR (Evacuation Search and Rescue), survival (teknik bertahan hidup di alam bebas) dan manejemen perjalanan dari tahap persiapan sampai keberangkatan, sehingga perjalanan yang dilakukan bisa dijalani dengan lebih efektif & efisien serta dapat menghindari bahaya yang ditimbulkan dari petualangan yang akan dilakukan dalam ruang lingkup hutan dan gunung.

Divisi Rawa Laut
Dalam divisi rawa laut hal-hal yang diajarkan tidak jauh beda dengan divisi hutan gunung dari mulai navigasi, ESAR, survival, dan menejemen perjalanan, yang membedakan adalah tempat dan pendalaman dalam mempelajari ilmu tentang rawa laut. Hal ini dipersiapkan untuk lebih memudahkan pengaplikasian ilmu dari perkuliahan (Perikanan dan Ilmu Kelautan) di lapangan.

Divisi Ekspedisi
Divisi ekspedisi atau perjalanan penyelidikan ilmiah dibentuk sebagai wadah mengaplikasikan pendidikan yang telah didapatkan tentang hutan, gunung dan rawa laut. Bertujuan untuk memberikan informasi lebih, tentang hutan, gunung dan rawa laut serta mengenai wilayah konservasi khususnya yang berkaitan dengan dunia perikanan dan ilmu kelautan.

Divisi Informasi dan Komunikasi
Memberikan berbagai macam informasi baik dalam bentuk artikel ataupun buletin mengenai kegiatan parimanta maupun berita-berita yang diperoleh, agar dapat tersampaikan pada khalayak luas.

  1. Penjelasan DNA dan RNA

DNA (DeoxyriboNucleic Acid) adalah rantai linier polimer panjang yang ditemukan di nucleus sel dan terbentuk dari nucleotide dan bila dilihat berbentuk double helix dan merupakan sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme sebagai komponen utama pada kromosom dan berisi tentang informasi genetic dari suatu makhluk hidup.secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik, artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. ini berlaku umum bagi setiap organisme.

RNA (Ribonucleatic Acid) senyawa yang merupakan bahan genetik dan memainkan peran utama dalam ekspresi genetik. Dalam genetika molekuler, RNA menjadi perantara antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkn dalam bentuk protein.

2. Perbedaan Gen dan Genom

  • Gen adalah bahan genetik yang terkait dengan sifat tertentu gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang dinamakan alel.
  • Genom adalah keseluruhan bahan genetik yang membawa semua informasi pendukung kehidupan pada suatu makhluk hidup, baik yang merupakan gen atau bukan. Pada semua makhluk hidup, genom mencakup semua informasi genetik yang dibawa DNA, baik di inti sel (nukleus), mitokondria, maupun plastida. Setiap spesies makhluk hidup memiliki paket genom yang berbeda-beda, yang menjelaskan mengapa perkawinan silang antara dua spesies sering menghasilkan keturunan yang mandul (steril).
  • Perbedaanya adalah kalau gen hanya berisi satu sifat tertentu saja, contohnya gen yang berisi tentang warna kulit. Sedangkan genom berisi seluruh informasi/sifat tentang makhluk hidup tersebut.

3. Sifat-Sifat Dasar DNA dan RNA

  • sifat-sifat dasar DNA antara lain dapat melakukan replikasi, transkripsi dan translasi. peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel.
  • Sifat-sifat dasar RNA adalah menjadi perantara antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein.

4. Perbedaan DNA,RNA, dan Protein

  • DNA adalah adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme.
  • RNA adalah senyawa yang merupakan bahan genetik dan memainkan peran utama dalam ekspresi genetic. RNA menjadi perantara antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein.
  • Protein adalah dalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptide.
  • Perbedaannya adalah dalam peranan masing dari komponen-komponen ini

yaitu protein akan diolah oleh tubuh menjadi molekul yang lebih sederhana yaitu asam amino yang merupakan komponen penyusun DNA dan RNA. Sedangkan RNA diperlukan sebagai bahan untuk enkripsi DNA.

Secara struktur RNA juga berbeda karena tidak berupa pilin ganda sebagaimana DNA, tetapi bervariasi sesuai dengan tipe dan fungsinya

RNA dibagi menjadi tiga macam yaitu messenger-RNA (mRNA), ribosomal-RNA (rRNA), transfer-RNA (tRNA), sedangkan DNA tidak ada.

5. Pewarisan Dapat Melalui Apa Saja?

Pada umumnya pewarisan sifat ditentukan melalui DNA, RNA(pada virus). Akan tetapi pewarisan sifat yang lebih spesifik lagi yang banyak berperan adalah gen.

6. Perbedaan Fenotip dan Genotip

  • Fenotip adalah sifat yang akan diwariskan oleh induk yang dapat dilihat dengan mata   telanjang,misalnya :warna kulit.
  • Genotip adalah sifat yang akan diwariskan oleh induk akan tetapi tidak tampak(gen). umumnya berbentuk symbol, misalnya symbol SS atau Ss. Setiap symbol memiliki arti tersendiri

7. penjelasan tentang proses Transkripsi, Tranlasi, dan replikasi

  • Transkripsi DNA merupakan proses pembentukan RNA dari DNA sebagai cetakan.  Proses transkripsi menghasilkan mRNA, rRNA dan tRNA.   Pembentukan RNA dilakukan oleh enzim RNA polymerase. Proses transkripsi adalah Proses transkripsi diawali oleh mobilisasi sejumlah protein, beberapa di antaranya enzim.

.Selanjutnya, protein-protein non-enzim, disebut faktor transkripsi, menempati posisi-posisi DNA tertentu (karena memiliki “tanda pengenal”) yang pada gilirannya membuat DNA siap melakukan transkripsi. Bagian ini dikenal sebagai TATA-box, terletak sekitar 10-25 pasangan basa di bagian hulu (upstream) dari kodon mulai (AUG). Adanya faktor transkripsi ini akan menarik enzim RNA polimerase mendekat ke DNA dan kemudian menempatkan diri pada tempat yang sesuai dengan kodon mulai (TAC pada berkas DNA). Berkas DNA yang ditempel oleh RNA polimerase disebut sebagai berkas templat, sementara berkas pasangannya disebut sebagai berkas kode (karena memiliki urutan basa yang sama dengan RNA yang dibuat). Sejumlah ATP diperlukan untuk membuat RNA polimerase mulai bergerak dari ujung 3′ (ujung karboksil) berkas templat ke arah ujung 5′ (ujung amino). RNA yang terbentuk dengan demikian berarah 5′ → 3′. Pergerakan RNA polimerase akan berhenti apabila ia menemui urutan basa yang sesuai dengan kodon berhenti. Setelah proses selesai, RNA polimerase akan lepas dari DNA.

Tergantung intensitasnya, dalam satu berkas transcription unit sejumlah RNA polimerase dapat bekerja secara simultan. Intensitas transkripsi ditentukan oleh keadaan di sejumlah bagian tertentu pada DNA. Ada bagian yang disebut suppressor yang menekan intensitas, dan ada yang disebut enhancer yang memperkuatnya.

  • Translasi merupakan proses penerjemahan kodon-kodon pada mRNA menjadi polipeptida. Proses translasi terjadi  pada eukariota setelah transkripsi dapat terjadi proses pascatranskripsi, seperti splicing dan penambahan poli-A. Setelah “matang”, mRNA berpindah tempat menuju sitoplasma dan akan ditangkap oleh rRNA untuk dibaca dan diterjemahkan.
    • replikasi DNA adalah proses penggandaan molekul DNA untai ganda. Pada setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri harus disertai dengan replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi genetik yang sama. Proses replikasi DNA. Mula-mula, heliks ganda DNA (merah) dibuka menjadi dua untai tunggal oleh enzim helikase dengan bantuan topoisomerase yang mengurangi tegangan untai DNA. Untaian DNA tunggal dilekati oleh protein-protein pengikat untaian tunggal untuk mencegahnya membentuk heliks ganda kembali. Primase membentuk oligonukleotida RNA yang disebut primer dan molekul DNA polimerase melekat pada seuntai tunggal DNA dan bergerak sepanjang untai tersebut memperpanjang primer, membentuk untaian tunggal DNA baru yang disebut leading strand dan lagging strand.

DNA polimerase yang membentuk lagging strand harus mensintesis segmen-segmen polinukleotida diskontinu (disebut fragmen Okazaki ). Enzim DNA ligase kemudian menyambungkan potongan-potongan lagging strand tersebut

(dari berbagai sumber)

Hormon:

  • Substansi kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin.
  • Mempunyai efek spesifik terhadap jaringan.
  • Efek dari hormon dapat mengeksitasi atau menghambat

Fungsi Hormon:

  • Mengatur aktifitas metabolisme
  • Mengatur aktifitas reproduksi
  • Mengatur aktifitas sekresi
  • Mengatur aktivitas pertumbuhan

Hormon terbagi menjadi 2 jenis:

  • Kelenjar Endokrin, dan
  • Kelenjar Eksorern

Kelenjar Endokrin adalah kelenjar yang menghasilkan hormon langsung dialirkan ke dalam darah, dan terdapat di seluruh tubuh dan merupakan suatu sistem.

Sedangkan kelenjar eksosern adalah kelenjar yang menghasilkan darah.

Susunan kimia hormon merupakan protein atau polipepfida yang besar. contoh: thynoid hormon. Devirat protein atau asam amino. contohnya: thynoid hormon, adenal medula hormon.

Ciri-ciri hormon:

  • Hormon diangkut oleh darah menuju sel target atau jaringan target.
  • Hormon yang mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
  • Hormon mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
  • Hormon berpengaruh tidak hanya terdapat pada sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.

Mekanisme kerja hormon:

  • Hormon mengadakan interaksi dengan resepor di membran plasma.
  • Interaksi hormon dengan reseptor perubahan ATP cyclic AMP menggunakan enzim.
  • Cyclic AMP berdifusi kedalam bergabung plasma.

Contoh hormon metabolisme adalah insulin glukosa, thyroxin.

Contoh hormon yang larut dalam lemak adalah ovarium, testis ardenal, cortex, dan thyroid.

Substansi kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin

Mempunyai efek spesifik terhadap jaringan

Efek dari hormon dapat mengeksitasi atau menghambat

Berbagi

hmmm, sudah masuk tahun ke 3 saya kuliah di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan mengambil Program Studi Perikanan.  tapi merasa masih sangat dangkal dalam ilmu ini. bahasa sundanya mah “de’et”. hehehe.

awalnya cuma pengen bikin blog di wordpres. tapi kemudian berpikir “isinya apa yaa??”.

tiba2 otaknya berjalan dengan baik. hahahaha.

gimana kalo bahan2 kuliah selama ini aja, lumayan bisa jadi pengetahuan juga buat orang lain. bener gak?!

alhasil jadilaaah, blog tentang apa yang saya pelajari di bangku kuliah. Semoga berguna untuk semuanya ya. Amien